BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Ikan pelagis merupakan ikan yang
hidup di permukaan air. Ikan pelagis tergolong dalam ikan pelagis kecil dan
ikan pelagis besar. Pada umumnya ikan pelagis memiliki nilai jual yang tinggi
dan banyak diburu oleh masyarakat karena memiliki kandungan gizi yang tinggi.
Ikan pelagis sangat berperan dalam
rantai makanan karena merupakan pemangsa (konsumen II dan III) didalam proses
rantai makanan. Sehingga tidak salah jika ikan pelagis ini banyak dikonsumsi
oleh masyarakat baik itu dalam bentuk utuh (mentah) maupun yang telah diolah
menjadi olahan-olahan.
Ikan pelagis khususnya ikan
pelagis besar banyak diekspor hingga keluar negeri. Salah satu contohnya yaitu
ikan tuna yang di ekspor ke Negara jepang setiap tahunnya sehingga sektor
kelautan dan perikanan banyak menyumbang pendapatan untuk Negara Indonesia.
1.2
Rumusan
Masalah
Adapun permasalahan yang dapat dirumuskan sebagai
berikut :
1.
Apa itu ikan pelagis?
2.
Jenis-jenis ikan apa saja yang termasuk ikan
pelagis?
3.
Bagaimana karakteristik ikan pelagis kecil?
4.
Bagaimana karakteristik ikan pelagis besar?
1.3
Tujuan
Tujuan dari penyusunan makalah ini
agar masyarakat umum dapat mengetahui seperti apa dan bagaimana aspek kehidupan
ikan pelagis baik itu ikan pelagis kecil maupun ikan pelagis besar.
BAB II
TINAJUAN
PUSTAKA
2.1 Deskripsi Umum Ikan Pelagis
Ikan pelagis adalah ikan yang hidupnya di permukaan air
hingga kolom air antara 0-200 meter. Ikan pelagis memiliki kebiasaan hidup
membentuk gerombolan (schooling) dalam melangsungkan hidupnya, baik itu
bermigrasi (ruaya), mencari makan, bahkan memijah. Berdasarkan jenis dan
ukurannya ikan pelagis dibedakan menjadi 2, yaitu ikan pelagis besar dan ikan
pelagis kecil.
Contoh
ikan pelagis besar :
·
Tuna
mata besar (thunnus obesus)
·
Tuna
sirip panjang (thunnus alalunga)
·
Tuna
sirip hitam (thunnus atlanticus)
·
Tuna
sirip biru
·
Tuna
sirip kuning
·
Ikan
pedang (xiphias gladius)
·
Layaran
(isthioporus orientalis)
·
Marlin
(makaira sp)
·
Cakalang
(katsuwonus pelamis)
·
Tenggiri
(scomberomorus commersoni)
·
Cucut
·
Dll
Contoh
ikan pelagis kecil :
·
Selar
(selaroides leptolepis)
·
Teri
(stolephorus commersoni)
·
Lemuru
(sardinela longiceps)
·
Kembung
(restrelinger spp)
·
Layang
(decafterus ruselli)
·
Japuh
(dussumeiria spp)
·
Sunglir
(elagastis bipinnulatus)
·
Tongkol
(auxis thazard)
·
Tembang
(sardinella fimbriata)
·
Layur
(trichiurus lepterus)
·
Dll
Alat tangkap yang digunakan untuk menangkap ikan jenis
pelagis kecil adalah pukat cincin (purse seine), jaring insang (gillnet),
payang, bagan, dll. Sedangkan untuk jenis ikan pelagis besar biasanya
menggunakan alat tangkap long line, pole and line, dan pancing tonda.
2.2 Ikan Pelagis Kecil
Ikan
pelagis kecil merupakan ikan yang hidup disekitar permukaan perairan. Di
Indonesia sumberdaya ikan pelagis kecil diduga merupakan salah satu sumberdaya
perikanan yang paling melimpah (Merta, dkk, 1998) dan paling banyak ditangkap
untuk dijadikan konsumsi masyarakat Indonesia dari berbagai kalangan bila
dibandingan dengan tuna yang sebagia besar produk unggulan ekspor dan hanya
sebagian kelompok yang dapat menikmatinya. Ikan pelagis umumnya hidup di daerah
neritik dan membentuk schooling juga berfungsi sebagai konsumen antara dalam
food chain (antara produsen dengan ikan-ikan besar) sehingga perlu upaya
pelestarian.Penyebaran ikan pelagis di Indonesia merata di seluruh perairan,
namun ada beberapa yang dijadikan sentra daerah penyebaran seperti Lemuru
(Sardinella Longiceps) banyak tertangkap di Selat Bali, Layang (Decapterus spp)
di Selat Bali, Makassar, Ambon dan Laut Jawa, Kembung Lelaki (Rastrelinger
kanagurta) di Selat Malaka dan Kalimantan, Kembung Perempuan (Rastrelinger
neglectus) di Sumatera Barat, Tapanuli dan Kalimantan Barat. Menurut data
wilayah pengelolaan FKKPS maka ikan layang banyak tertangkap di Laut Pasifik,
teri di Samudera Hindia dan kembung di Selat Malaka.
Ikan
Pelagis umumnya merupakan filter feeder, yaitu jenis ikan pemakan plankton
dengan jalan menyaring plankton yang masuk untuk memilih jenis plankton yang
disukainya ditandai oleh adana tapis insang yang banyak dan halus. Lain halnya
denga selar. Selar termasuk ikan buas, makanannya ikan-ikan kecil dan
krustasea.
Pada
siang hari ikan pelagis kecil berada di dasar perairan membentuk gerombolan
yang padat dan kompak (shoal), sedangkan pada malam hari naik ke permukaan
membentuk gerombolan yang menyebar (scatted). Ikan juga dapat muncul ke
permukaan pada siang hari, apabila cuaca mncung disertai hujan gerimis. Adanya
kecendrungan bergelombol berdasarkan kelompok ukuran dan berupaya mengikuti
makanannya. (sumber : Sumber Daya Ikan Pelagis oleh Risfan Suyedi - Institut
Pertanian Bogor, 2001)
2.3 Sumber Daya Ikan Pelagis Kecil
Ikan
pelagis kecil hidup pada daerah pantai yang relative kondisi lingkungannya
tidak stabil menjadikan kepadatan ikan juga berfluktuasi dan cenderung muda
mendapat tekanan akibat kegiatan pemanfaatan, karena daerah pantai mudah
dijangkau olehaktivitas manusia. Jenis-jenis ikan pelagis kecil yang
dimaksudkan adalah ikan laying, kembung, tembang, teri, dan lain-lain.
Sumber
daya ikan pelagis kecil diduga merupakan salah satu sumber daya perikanan yang
paling melimpah diperairan Indonesia dan mempunyai potensi besar (widodo,
1998). Sumberdaya ikan pelagis kecil merupakan suatu sumberdaya yang poorly
behaved, karena makanan utamanya adalah plankton, sehingga kelimpahannya sangat
tergantung kepada factor lingkungan
(sumber:
Alfan nefwan-Institut Pertanian Bogor, 2004)
2.4 Karakteristik Ikan Pelagis Kecil
Menurut
Widodo et al (1994), ikan pelagis kecil mempunyai karakteristik sebagai berikut
:
- Membentuk gerombolan yang terpencar-pencar.
- Variasi rekruitmen cukup tinggi yang erat kaitannya dengan kondidi lingkungan yang labil.
- Selalu melakukan ruaya baik temporal maupun spasial.
- Aktivitas gerak yang cukup tinggi yang ditunjukkan oleh bentuk badan yang menyerupai torpedo.
- Kulit dan tekstur yang mudah rusak, daging berkadar lemak relative tinggi sehingga mudah mengalami kemunduran mutu.
(sumber:
Alfan nefwan-Institut Pertanian Bogor, 2004)
2.5 Jenis-Jenis Ikan Pelagis Kecil
Ikan
Pelagis umumnya merupakan filter feeder, yaitu jenis ikan pemakan plankton
dengan jalan menyaring plankton yang masuk untuk memilih jenis plankton yang
disukainya ditandai oleh adanya tapis insang yang banyak dan halus. Lain halnya
dengan selar. Selar termasuk ikan buas, makanannya ikan-ikan kecil dan
krustasea. Pada siang hari ikan pelagis kecil berada di dasar perairan
membentuk gerombolan yang padat dan kompak (shoal), sedangkan pada malam hari
naik ke permukaan membentuk gerombolan yang menyebar (scatted). Ikan juga dapat
muncul ke permukaan pada siang hari, apabila cuaca mncung disertai hujan
gerimis. Adanya kecendrungan bergelombol berdasarkan kelompok ukuran dan
berupaya mengikuti makanannya.Menurut Laevastu dan Hayes (1981).
Jenis
- Jenis Ikan Pelagis Kecil antara lain;
- Karangaid (Layang, Selar, Sunglir),
- Klupeid (Teri, Japuh, Tembang, Lemuru, Siro) dan
- Skombroid (Kembung) (Kajiskanlaut, 1998).
(sumber :
Tingkah laku Ikan oleh Ratna Mentari, 2010)
2.6 Morfologi Ikan Pelagis Kecil
Ikan
pelagis umumnya berukuran kecil, bentuk mulut superior, kepala berbentuk pipih
datar dengan mata lebar dan sirip punggung berada di bagian belakang badan.
Morfologi dari ikan ini sesuai untuk menangkap plankton dan ikan-ikan kecil
yang hidup di dekat permukaan air, atau insekta yang berada di permukaan contoh
ikan Gambusia, Fundulus.
(sumber :
komunitas blogger UNSRI - Morfologi Ikan)
2.7 Sumberdaya Ikan Pelagis Besar
Ikan
pelagis besar hidup pada laut lepas dengan kondisi lingkungan relatif stabil, disamping
itu ikan pelagis besar umumnya melakukan migrasi sepanjang tahun dengan jarak
jauh. Secara biologis kelompok cakalang, tuna, dan tongkol termasuk kedalam
kategori ikan yang mempunyai tingkah laku melakukan migrasi dengan jarak jauh (highly
migratory species) melampaui batas-batas yuridiksi suatu negara.
Keadaan tersebut akan menyebabkan penambahan dan pengurangan stok di suatu
perairan yang berperan penting dalam sediaan lokal pada saat terjadi musim
penangkapan.
Ikan
Pelagis besar menyebar di perairan yang relatif dalam, bersalinitas tinggi,
kecuali ikan tongkol yang sifatnya lebih kosmopolitan dapat hidup di perairan
yang relatif dangkal dan bersalinitas lebih rendah. Sifat epipelagis dan
oseanis menjadikan penyebaran sumberdaya ikan pelagis besar secara vertikal
sangat dipengaruhi lapisan thermoklin yang juga adalah struktur lapisan massa
air yang terbentuk akibat perbedaan suhu. Demikian pula penyebaran secara
horizontal yang dipengaruhi oleh faktor perbedaan suhu dan juga ketersediaan
makanan. (sumber: Alfan nefwan-Institut Pertanian Bogor, 2004)
2.8 Jenis-jenis Ikan Pelagis Besar
Ikan dalam arti sebenarnya adalah makhluk hidup / binatang
bertulang belakang yang selama hidupnya (hidup) di dalam air, bernafas dengan
insang, berdarah dingin, bersisik / tidak, dan bersirip (berpasangan dan
tunggal). Ikan ekonomis penting sebagian besar merupakan ikan pelagis. Ikan
pelagis umumnya hidup di daerah neritik (kedalaman 0 – 200 meter) dan membentuk
schooling juga berfungsi sebagai konsumen antara dalam food chain (antara
produsen dengan ikan ikan besar) sehingga perlu upaya pelestarian.
Berdasarkan habitatnya ikan pelagis dibagi menjadi ikan
pelagis kecil dan pelagis besar. Menurut komnas kajiskanlaut, 1998. Yang
termasuk ikan-ikan utama dalam kelompok ikan pelagis besar diantaranya; tuna
dan cakalang (madidihang, tuna mata besar, albakora tuna sirip biru, cakalang),
marlin (ikan pedang, setuhuk biru, setuhuk hitam, setuhuk loreng, ikan
layaran), tongkol dan tenggiri (tongkol dan tenggiri), dan cucut (cucut mako).
1 . Ikan Tuna (dari Famili Scombridae)
Tuna adalah ikan
laut yang terdiri dari beberapa spesies dari famili scombridae, terutama genus thunnus.
Ikan ini adalah perenang handal (pernah diukur mencapai 77 km/jam). Tidak
seperti kebanyakan ikan yang memiliki daging berwarna putih, daging tuna
berwarna merah muda sampai merah tua. Hal ini karena otot tuna lebih banyak
mengandung myoglobin dari pada ikan lainnya. Beberapa
spesies tuna yang lebih besar, seperti tuna
sirip biru (thunnus
thynnus), dapat menaikkan suhu darahnya di atas suhu air dengan aktivitas
ototnya. Hal ini menyebabkan mereka dapat hidup di air yang lebih dingin dan
dapat bertahan dalam kondisi yang beragam. Kebanyakan bertubuh besar, tuna
adalah ikan yang memiliki nilai komersial tinggi (anonim. 2010)
1.1 Taksonomi Ikan Tuna
Menurut saanin (1984), klasifikasi ikan tuna adalah sebagai
berikut :
Kerajaan
: Animalia
Filum
: Chordata
Kelas
: Actinopterygii
Ordo
: Perciformes
Famili
: Scombridae
Genus
: Thunnus
1,2. Morfologi Ikan Tuna
Ikan tuna termasuk dalam keluarga scombroidae, tubuhnya seperti torpedo disebut fusiform sedikit
memipih di sisi-sisinya dan dengan moncong meruncing. Mempunyai dua sirip
pungung, sirip depan yang biasanya pendek dan terpisah dari sirip belakang.
Mempunyai jari-jari sirip tambahan (finlet) di belakang sirip punggung
dan sirip dubur. Sirip dada terletak agak ke atas, sirip perut kecil, sirip
ekor bercagak agak ke dalam dengan jari-jari penyokong menutup seluruh ujung
hipural. Tubuh ikan tuna tertutup oleh sisik-sisik kecil, berwarna biru tua dan
agak gelap pada bagian atas tubuhnya, sebagian besar memiliki sirip tambahan
yang berwarna kuning cerah dengan pinggiran berwarna gelap (ditjen perikanan,
1983). Di kedua sisi batang ekor masing-masing terdapat dua lunas samping
berukuran kecil; yang pada beberapa spesiesnya mengapit satu lunas samping yang
lebih besar. Tubuh kebanyakan dengan wilayah barut badan (corselet),
yakni bagian di belakang kepala dan di sekitar sirip dada yang ditutupi oleh sisik-sisik yang tebal dan agak besar. Bagian
tubuh sisanya bersisik kecil atau tanpa sisik. Tulang-tulang belakang (vertebrae) antara 31–66 buah.
1.3. Jenis-jenis Ikan Tuna
Berikut merupakan jenis-jenis ikan tuna yang ada di perairan
indonesia menurut nontji (2002) ada lebih dari 48 spesies tuna. Marga thunnus
sendiri memiliki 9 spesies,(nanun hanya 3 spesies yang saya ambil ) diantaranya
:
1.3.1
Tuna Mata Besar
nama
lain :bigeye tuna
jenis :thunnus obesus
ukuran :umumnya 25-500 kg, kadang mencapai
150 kg
karakter :ukuran tuna yang baik dan perlawanan
yang setara dengan ukurannya.
Distrbusi Tuna Mata Besar (Thunnus obesus) menyebar dari
samudera pasifik melalui perairan di antara pulau-pulau di indonesia sampai ke
samudera hindia. Ikan ini terutama ditemukan di perairan sebelah selatan jawa,
sebelah barat daya sumatera selatan, bali, nusa tenggara, laut banda dan laut
maluku. Menurut uda (1952) dalam laevastu dan hela (1970), tuna mata besar
merupakan jenis yang memiliki toleransi suhu yang paling besar, yaitu berkisar
antara 11-28oC dengan kisaran suhu penangkapan antara 18-23oC.
1.3.2
Tuna Sirip Panjang
nama
lain : albacore, longfin tuna
jenis : thunnus alalunga
ukuran : umum 5-25 kg, kadang mencapai 40
kg lebih
karakter : dikenal karena kegigihannya, bahkan
diantara keluarga tuna yang tangguh sekalipun.
Sebaran Tuna Albakora (Thunnus alalunga) sangat dipengaruhi
oleh suhu. Jenis ini menyenangi suhu yang relatif lebih rendah, albakora juga
memiliki ukuran yang relative lebih kecil dibandingkan dua jenis tuna di atas.
Sedangkan tuna sirip biru (thunnus maccoyi) didapatkan menyebar hanya di
belahan bumi selatan. Oleh karena itu jenis ini sering disebut sebagai southern
bluefin tuna. Ikan ini tidak terlalu banyak tertangkap oleh nelayan indonesia.
Jenis tuna dan cakalang menyebar luas di seluruh perairan tropis dan subtropis. Penyebaran jenis-jenis tuna dan cakalang tidak dipengaruhi oleh perbedaan garis bujur (longitude) tetapi dipengaruhi oleh perbedaan garis lintang (latitude) (nakamura, 1969 dalam yunus, 2000) . Di indonesia (uktolseja et al., 1991 dalam yunus, 2000), tuna hampir didapatkan menyebar di seluruh perairan di indonesia. Khususnya di perairan indonesia bagian barat meliputi samudera hindia, sepanjang pantai utara dan timur aceh, pantai barat sumatera, selatan jawa, bali dan nusa tenggara. Di perairan indonesia bagian timur meliputi laut banda flores, halmahera, maluku, sulawesi, perairan pasifik di sebelah utara irian jaya dan selat makasar.
Jenis tuna dan cakalang menyebar luas di seluruh perairan tropis dan subtropis. Penyebaran jenis-jenis tuna dan cakalang tidak dipengaruhi oleh perbedaan garis bujur (longitude) tetapi dipengaruhi oleh perbedaan garis lintang (latitude) (nakamura, 1969 dalam yunus, 2000) . Di indonesia (uktolseja et al., 1991 dalam yunus, 2000), tuna hampir didapatkan menyebar di seluruh perairan di indonesia. Khususnya di perairan indonesia bagian barat meliputi samudera hindia, sepanjang pantai utara dan timur aceh, pantai barat sumatera, selatan jawa, bali dan nusa tenggara. Di perairan indonesia bagian timur meliputi laut banda flores, halmahera, maluku, sulawesi, perairan pasifik di sebelah utara irian jaya dan selat makasar.
2.
Ikan Layang
Ikan layang (Decapterus russelli) merupakan salah satu jenis ikan
laut yang sering dijadikan sebagai teman nasi. Orang banyak yang menyukai ikan
ini disamping rasanya enak ikan ini juga mempunyai nilai giji yang tinggi.
Tingkat konsumsi ikan di negara kita masih rendah bila dibandingkan dengan
negara-negara di tetangga kita, oleh karena itu sangatlah cocok bila ikan
layang (decapterus russelli) ini dijadikan sebagai makanan yang
dikonsumsi sehari-hari sebagai salah satu cara untuk meningkatkan konsumsi ikan
di masyarakat (anonim, 2010a).
2.1 Klasifikasi Ikan Layang menurut Anonim
(2010b) adalah sebagai berikut :
Filum :
Chordata
Subfilum :
Vertebrata
Kelas :
Actinopterygii
Ordo :
Perciformes
Subordo : Percoidei
Famili :
Carangidae
Genus :
Decapterus
Spesies :
Decapterus russelli ruppell
Ikan layang (decapterus russelli)
mempunyai nama umum round scad. Ikan layang
(decapterus
russelli) merupakan ikan yang mempunyai kemampuan bergerak
dengan cepat di air laut. Tingginya kecepatan tersebut dapat dicapai karena
bentuk tubuhnya yang seperti cerutu dan mempunyai sisik yang sangat halus. Ikan layang (decapterus russelli) bentuk tubuh
seperti cerutu tetapi agak pipih, sirip dada lebih pendek dari panjang
kepala, maxilla hampir mencapai lengkung mata terdepan, ikan layang (decapterus
russelli) dalam keadaan segar seluruh tubuhnya berwarna merah jambu, dan
pada bagian belakang tutup insang terdapat totol hitam. Ciri-ciri ikan layang (decapterus
russelli) adalah bentuk tubuh memanjang dan agak gepeng, sirip
dada berbentuk falcate dan ujung sirip tersebut mencapai awal dari sirip
punggung kedua (anonim 2010b).
2.2 Sebaran Ikan Layang
Ikan Layang (decapterus lajang) bersifat stenohaline. Hidup
secara berkelompok, menghendaki perairan yang jernih dan merupakan ikan
karnivora (plankton, crustacea). Sebaran di indonesia terdapat di perairan
ambon, ternate, laut jawa.
Ikan cucut dan pari merupakan ikan bertulang rawan yang
termasuk ke dalam kelas chondrichthyes. Tercatat setidaknya 900 sampai 1100
jenis cucut dan pari di dunia yang termasuk ke dalam kelompok ini (demski &
wourms, 1993). Bahkan menurut compagno (2002), kini tercatat sekitar 1200 jenis
ikan cucut dan pari (chondrichthyes) yang ada di dunia, baik yang sudah
teridentifikasi maupun yang belum teridentifikasi. Kelas chondrichthyes ini
terbagi menjadi dua sub kelas yaitu sub kelas holocephalii dan sub kelas
elasmobranchii. Ikan cucut termasuk ke dalam sub kelas elasmobranchii, yang
merupakan kelompok yang dominan dan ikan-ikan bertulang rawan (demski &
wourms, 1993).
Selama ini orang awam selalu mendeskripsikan ikan cucut
sebagai ikan laut dengan ukuran tubuh yang besar dan cenderung membahayakan
hidup manusia apabila kita menjumpainya. Anggapan tersebut tidak sepenuhnya
benar, karena temyata ikan cucut tidak hanya hidup di laut tetapi ada pula yang
ditemukan di perairan tawar seperti ikan cucut sentani yang dijumpai di danau
sentani, irian jaya (wibowo & susanto, 1995). Walaupun begitu, umumnya
ikan-ikan bertulang rawan memang hidup di perairan yang memiliki salinitas tinggi
atau dengan kata lain cenderung hidup di laut, dan hanya sekitar 5% saja yang
hidup di perairan tawar (compagno, 1990). Selain itu, ukuran ikan cucut pun
bermacam-macam mulai dari yang memiliki panjang tubuh hanya puluhan sentimeter
pada saat dewasa sampai pada yang memiliki ukuran mencapai belasan meter,
tergantung dari jenis dan habitat ikan cucut tersebut. Pada umumnya, rata-rata
panjang maksimum tubuh ikan cucut dapat mencapai 1,5m (compagno dalam compagno,
1990). Walaupun demikian,
3.1
Klasifikasi Ikan Cucut
Phillum : vertebrata
Sub
phillum : craniata
Super
kelas : gnathustomata
Kelas : chondrichthyes (cartilaginous
fishes)
Sub
kelas : holocephali (chimaeras and
fossil relatives)
Bangsa
: chimaeriformes (chimaeras or
silver sharks)
Cohort
: euselachii (modern sharks
and fossil relatives)
Subcohort
: neoselachii (modern sharks)
Superorder
: squalomorphi squalomorph sharks)
Bangsa
: hexanchiformes (cow and
frilled sharks)
Bangsa
: squaliformes (dogfish sharks)
Bangsa
: squatiniformes (angel sharks)
Bangsa
: pristiophoriformes
(sawsharks)
Bangsa
: rajiformes (batoids) — pari
Superorder
: galeomorphi (galeomorph sharks)
Bangsa
: heterodontiformes (bullhead
sharks)
Bangsa
: lamniformes (mackerel sharks)
Bangsa
: orectolobiformes (carpet sharks)
Bangsa
: carcharhiniformes (ground
sharks)
Ke-sepuluh bangsa dari kelas chondrichthyes tersebut dapat
ditemukan di indonesia, akan tetapi hingga saat ini belum ada jumlah yang pasti
mengenai jumlah jenis ikan cucut dan ikan-ikan bertulang rawan lainnya yang
hidup di perairan indonesia.
3.2
Morfologi Ikan Cucut
Sebagai ikan bertulang rawan, cucut memiliki ciri-ciri
morfologi yang amat berbeda dengan ikan-ikan bertulang sejati (teleostei). Ciri
yang paling mencolok terlihat adalah dari bentuk insangnya yang tidak berkatup,
bentuk sirip, serta bentuk sisiknya yang placoid. Seperti telah disebutkan di
atas, umumnya orang mendeskripsikan bentuk ikan cucut sebagai sosok ikan
raksasa yang mengerikan dan ketika berenang menyembulkan sirip punggungnya ke
permukaan air, sehingga orang selalu berharap tidak menjumpainya ketika
berenang di laut. Gambaran tersebut hanyalah mewakili sebagian dari beragam
jenis ikan cucut atau hiu yang ada di dunia, karena umumnya cucut memiliki
bentuk tubuh yang ' stream-line’ atau aerodinamis, dengan didukung oleh
rangka tubuh yang terdiri dari tulang rawan yang bersifat ringan dan elastis.
Tubuh cucut cenderung lentur dan dapat bergerak dengan fleksibel dan cepat.
Berdasarkan bentuk tubuhnya apabila dipotong melintang di tiga bagian, yaitu
kepala, badan dan ekor. Dean cucut memiliki bentuk potongan tubuh yang
beibeda-beda di ketiga bagian tersebut, tidak seperti halnya ikan-ikan
bertulang sejati yang memiliki bentuk potongan tubuh yang sama (seperti bentuk
tubuh yang compress atau depress). Bentuk potongan tubuh cucut
apabila dipotong di bagian kepala memiliki bentuk yang cenderung depress (elips),
sedangkan dibagian badannya berbentuk bulat, dan di bagian ekor memiliki bentuk
seperti kepala hanya berukuran lebih kecil.
3.3 Jenis Ikan Cucut
Nama Indonesia :
cucut buaya/areuy
Nama Internasional :
crocodile shark
Nama Latin :
pseudocarcharias spp.
Nama Lokal :
cucut (pelabuhan perikanan
banjarmasin)
Daerah Sebar :
tersebar di perairan pesisir dan
laut lepas pada waktu tertentu
memasuki estuaria, perairan selatan jawa
Deskipsi :
tubuh besar tetapi ramping, panjang
70 - 110 cm, warna kehitaman cenderung
didasar perairan
3.4 Jenis Ikan Gergaji
Nama Indonesia : ikan gergaji
Nama Internasional :
sawfishes
Nama Latin :
pristis spp
Nama Lokal :
ikan gergaji (ppi muara kintap),
ikan gergaji (pelabuhan perikanan banjarmasin)
Daerah sebar :
secara umum memiliki jangkauan luas
meliputi perairan lepas pantai, pantai air payau, dan muara sungai
Deskripsi :
ordo batoidae, famili pristidae,
genus pristis. Celah insang sebanyak 5 pasang yang terletak di bagian ventral
kepala, celah kebelakang; sirip punggung kecil kadang-kadang tidak ada, bentuk
insang tertutup oleh sirip dada yang besar, melebar kemuka dan mirip ikan hiu;
badan tidak terlalu gepeng; sirip dada tidak terlalu besar meskipun agak
melebar, sirip ekor menyerupai sirip ekor hiu; sirip punggung sempurma seprti
hiu, moncong tubuh memanjang dengan gigi kuat, lancip pada kedua sisi;
gigi-gigi menyerupai gergaji, berjumlah 23-25 buah pada masing-masing sisinya;
pada kedua rahang terdapat kurang lebih 62 baris gigi -gigi halus; kulit kasar.
Ovovivipar. Tergolong ikan besar. Warna bagian atas abu-abu sedikit gelap
sedangkan bagian bawah berwarna putih.
3.5
Distribusi Ikan Cucut secara umum
Cucut dapat ditemukan di seluruh perairan laut di dunia,
mulai dari perairan tropis hingga ke daerah sub tropis, dan dari perairan
pantai hingga ke lautan terbuka. Pada umumnya cucut hidup pada kedalaman 50
meter dari permukaan laut, tapi beberapa jenis cucut bahkan ada yang dapat
hidup hingga kedalaman 800 meter (pyers, 2000). Jenis-jenis cucut pelagis (pelagic
sharks) umumnya mempunyai penyebaran yang luas di perairan dunia. Jenis
yang mempunyai penyebaran yang amat luas contohnya adalah cucut biru, prionace
glauca (blue shark), ikan ini melakukan migrasi musiman di perairan pasifik
dari 20° hingga 57° lintang utara, dengan jarak lebih dari 2800 km (strasburg
dalam bres, 1993). Bahkan menurut pyers (2000), berdasarkan penelitian terhadap
cucut biru yang diberi tanda (tagging) dan kemudian di lepas di perairan
dekat inggris, pernah tertangkap kembali di perairan pantai brazil. Hal ini
menunjukkan jauhnya migrasi ikan tersebut. Jenis lain yang melakukan migrasi
yang luas adalah cucut mako (isurus sp.) Yang bermigrasi pada perairan
dengan temperatur antara 17 hingga 22°c, mereka dapat menempuh perjalanan
migrasi hingga 2000 km (mojetta, 1997). Hal tersebut menunjukkan cucut memiliki
sebaran yang luas di dunia. Selain jenis-jenis yang melakukan migrasi, ada pula
jenis-jenis yang memang biasa ditemukan di perairan pantai ataupun perairan
yang bertemperatur hangat di seluruh dunia seperti cucut macan (galeocerdo
cuvier) dan cucut putih raksasa (carcharodon carcharias). Cucut putih
raksasa biasa ditemukan di perairan pantai subtropis ataupun tropis, bahkan
ditemukan pula di lautan terbuka di dekat pulau-pulau kecil (pyers, 2000).
Jenis cucut ini diyakini sebagai cucut terganas dan paling ditakuti manusia,
tapi ikan cucut ini tidak ditemukan di perairan indonesia.
4.
Ikan Terbang
Ikan terbang dalam bahasa ilmiahnya dikenal dengan nama hirundichthys
oxycephalus merupakan salah satu komponen ikan pelagis yang ditemukan
di perairan tropis dan sub tropis dengan kondisi perairan tidak keruh dan
berlumpur serta dibatasi oleh isotetherm 20oc. Ikan terbang hidup
dipermukaan laut, termasuk perenang cepat, menyukai cahaya pada malam hari dan
mampu meluncur keluar dari permukaan air dan melayang di udara dengan sangat
cepat. Ikan terbang menggunakan tubuh aerodinamisnya untuk menembus permukaan
air pada kecepatan tinggi dan siripnya yang besar dan aneh berfungsi seperti
sayap untuk menjaganya tetap melayang di atas gelombang.
Ikan terbang pada dasarnya bukanlah hewan terbang, seperti
burung, tapi hanya melayang di permukaan air laut. Ikan terbang dengan mudah
dapat menempuh jarak hingga 200 meter atau lebih dan dapat mencapai ketinggian
yang lumayan tinggi untuk bisa mendarat di dek kapal. Bisa kita bayangkan
dengan jarak yang bisa ditempuh sejauh 200 meter bahkan bisa lebih, ikan
terbang berada di atas permukaan air laut dimana pada saat di udara ikan tidak
bisa bernafas ataupun menggunakan insangnya. Satu bukti bahwa ikan terbang ini
mempunyai insang dan sirip yang luar biasa.
4.1
Morfologi
Panjang tubuh ikan terbang (hirundichtys oxycephalus)
3,9-4,1 kali panjang kepala dan 5,8-6,4 kali tinggi tubuh dan memiliki panjang
rata-rata 18cm. Tubuhnya bulat memanjang seperti cerutu, agak termampat pada
bagian samping. Bagian atas tubuh berwarna gelap, bagian bawah tubuh mengkilap,
hal ini bertujuan untuk menghindari pemangsa baik dari udara maupun dari air.
Sirip dorsal dan anal transparan, sirip ekor abu-abu, sirip
ventral keabu-abuan di bagian atas dan terang di bagian bawah, sirip pectoral
abu-abu tua dengan belang-belang pendek. Sirip pectoral panjang dan dapat
diadaptasikan untuk melayang dan mengandung banyak duri lemah dengan duri
pertama tidak bercabang dan sisanya bercabang. Duri-duri lemah pada sirip
dorsal berjumlah 10-12, pada sirip anal 1-12, pada sirip pectoral 14-15 dengan
sirip pertama tidak bercabang.
Sirip ventral tidak mencapai sirip dorsal dengan pangkal
sirip ventral lebih dekat ke ujung posterior kepala daripada ke pangkal ekor.
Sirip pectoral mencapai belakang sirip dorsal. Sirip ekor cagak (deeply
emarginated) dengan sirip bagian bawah lebih panjang. Garis lateral
terletak pada bagian bawah tubuh. Sisik sikloid berukuran relative besar dan
mudah lepas dengan sisik pradorsal 32-37 buah dan jumlah sisik pada poros tubuh
51-56 buah.
4.2 Distribusi Ikan Terbang
Ikan ini yang terdapat di samudra hindia dan menjadi buruan
dalam kegiatan hobi olahraga memancing di pelabuhan ratu. Selain di situ juga
terdapat di samudra pasifik. Berada pada air dengan suhu 21-30 derajat celcius
dan jarang dijumpai di perairan dingin. Ikan ini dapat dengan cepat
diidentifikasi karena ini satu-satunya marlin yang memiliki sirip punggung yang
kaku. Sirip ini tidak bisa dilipat ke badannya. Garis punggungnya jarang sekali
tampak jelas pada ikan dewasa.
4.3 Jenis-jenis Ikan Marlin (Xiphias sp)
Ikan marlin merupakan ikan yang termasuk kedalam “scombroid
fish”, yang terdiri dari ±5 spesies dan hidup di daerah yang bersuhu tropis di
seluruh dunia, dikedalaman 400-500 meter dibawah permukaan laut dan mengadakan
migrasi (ruaya) untuk bertelur. Badannya berbentuk cerutu dan panjangnya
kira-kira 14,5 ft (4,5 meter) dan beratnya mencapai 1190 pounds (540 kg) untuk
marlin terbesar yang pernah ditemukan. Ikan ini termasuk ikan perenang cepat,
dan termasuk ikan pemakan daging atau karnivora (abdiawan 2008).
Klasifikasi Ikan Marlin menurut
Anonim (2008) dalam Abdiawan (2008) adalah :
Filum : Chordata
Sub
filum : Vertebrata
Class : Asteichthyes
Ordo : Perciformer
Famili : Scombroidei
Genus : Xiphias
4.3.1 Marlin Hitam
Nama
Lain : black marlin, white marlin,
silver marlin
Jenis : makaira indica
Ukuran : perkiraan berat
maximum 1.000 kg.
Karakter : sangat kuat dan luar biasa cepat
yang mana bukan hanya menguji pemancing dan pirantinya tetapi juga seluruh kru
kapal. Berenang cepat dipermuka-an, lalu menyelam di kedalaman yang dapat
menyebab-kan kenur putus karena hambatan air.
4.3.2 Marlin Biru
Nama
Lain : blue marlin, pacific blue
marlin
Jenis : makaira mazara (marlin biru
pacific), makaira nigricans (marlin biru atlantic)
Ukuran :
dapat mencapai berat 1.200 kg lebih (pacific)
Karakter : lebih kuat dari marlin hitam dan
untuk menangkap marlin biru sangat pasti diperlukan kerja tim. Biasanya
bertarung lebih dalam dibandingkan dengan marlin hitam atau marlin loreng.
2.9 Karakteristik Ikan Pelagis Besar
Salah satu
contoh dari ikan pelagis besar yaitu Tuna dan Cakalang , adalah ikan perenang
cepat dan hidup bergerombol (schooling) sewaktu mencari makan. Kecepatan renang
ikan dapat mencapai 50 km/jam. Kemampuan renang ini merupakan salah satu faktor
yang menyebabkan penyebarannya dapat meliputi skala ruang (wilayah geografis)
yang cukup luas, termasuk diantaranya beberapa spesies yang dapat menyebar dan
bermigrasi lintas samudera. Distribusi ikan Tuna dan Cakalang di laut sangat
ditentukan oleh berbagai faktor, baik faktor internal dari ikan itu sendiri
maupun faktor eksternal dari lingkungan. Faktor internal meliputi jenis
(genetis), umur dan ukuran, serta tingkah laku (behaviour). Perbedaan genetis
ini menyebabkan perbedaan dalam morfologi, respon fisiologis dan daya adaptasi
terhadap lingkungan. Faktor eksternal merupakan faktor lingkungan, diantara
adalah parameter oseanografis seperti suhu, salinitas, densitas dan kedalaman. (sumber
: Atlas Nasional Indonesia – Potensi dan Sumber Daya).
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
3.1 Kesimpulan
1. Ikan pelagis adalah ikan yang
hidupnya di permukaan air hingga kolom air antara 0-200 meter. Ikan pelagis
memiliki kebiasaan hidup membentuk gerombolan (schooling) dalam
melangsungkan hidupnya, baik itu bermigrasi (ruaya), mencari makan,
bahkan memijah. Berdasarkan jenis dan ukurannya ikan pelagis dibedakan
menjadi 2, yaitu ikan pelagis besar dan ikan pelagis kecil.
2.
Contoh ikan pelagis besar :
·
Tuna
mata besar (thunnus obesus)
·
Tuna
sirip panjang (thunnus alalunga)
·
Tuna
sirip hitam (thunnus atlanticus)
·
Tuna
sirip biru
·
Tuna
sirip kuning
·
Ikan
pedang (xiphias gladius)
·
Layaran
(isthioporus orientalis)
·
Marlin
(makaira sp)
·
Cakalang
(katsuwonus pelamis)
·
Tenggiri
(scomberomorus commersoni)
·
Cucut
·
Dll
Contoh
ikan pelagis kecil :
·
Selar
(selaroides leptolepis)
·
Teri
(stolephorus commersoni)
·
Lemuru
(sardinela longiceps)
·
Kembung
(restrelinger spp)
·
Layang
(decafterus ruselli)
·
Japuh
(dussumeiria spp)
·
Sunglir
(elagastis bipinnulatus)
·
Tongkol
(auxis thazard)
·
Tembang
(sardinella fimbriata)
·
Layur
(trichiurus lepterus)
·
Dll
3. Karakteristik
Ikan Pelagis Kecil yaitu Membentuk gerombolan yang terpencar-pencar. Variasi
rekruitmen cukup tinggi yang erat kaitannya dengan kondidi lingkungan yang
labil. Selalu melakukan ruaya baik temporal maupun spasial. Aktivitas gerak
yang cukup tinggi yang ditunjukkan oleh bentuk badan yang menyerupai torpedo.
Kulit dan tekstur yang mudah rusak, daging berkadar lemak relative tinggi
sehingga mudah mengalami kemunduran mutu.
4.
Karakteristik Ikan Pelagis Besar yaitu Salah satu contoh dari ikan pelagis
besar yaitu Tuna dan Cakalang , adalah ikan perenang cepat dan hidup
bergerombol (schooling) sewaktu mencari makan. Kecepatan renang ikan dapat
mencapai 50 km/jam. Kemampuan renang ini merupakan salah satu faktor yang
menyebabkan penyebarannya dapat meliputi skala ruang (wilayah geografis) yang
cukup luas, termasuk diantaranya beberapa spesies yang dapat menyebar dan
bermigrasi lintas samudera.
3.2 Saran
Sebaiknya
dalam melakukan pendataan mengenai ikan pelagis sekaligus mencari daerah
penyebaran ikan pelagis karena perubahan iklim mengakibatkan terjadinya proses
migrasi (ruaya) yang tinggi untuk mencari daerah baru yang cocok bagi ikan
pelagis.